1. Meteorologi
- Curah hujan mencapai 110mm/hari selama beberapa jam, teramati di Stasiun Citeko pada 21 September 2020.
- Telah dikeluarkan peringatan dini oleh BMKG serta SMS WARNING Tgl 21 Sep 2020
- “…. akumulasi curah hujan yang cukup tinggi dari hulu dengan durasi yang cukup lama berpotensi menyebabkan naiknya luapan air sungai,…”
[Dikutip dari) Analisis Banjir Bandang Tanggal 21 September 2020 (Kab. Sukabumi) oleh Stasiun Kilamotologi Bogor]
2. Hidrologi
- Embung alami (natural basin) Curug Citaman jebol, berdasarkan haril pengamatan menggunakan drone (disarikan dari wawancara Indosiar dengan Kepala BPBD Kab. Sukabumi)
- Selain membuat debit air lebih besar dibanding kondisi normal, jebolnya embung sekaligus membawa material yang rusak (pohon, bantuan, tanah)
[disarikan dari wawancara Indosiar (youtu.be/d0ak73I0cx4) dengan Kepala BPBD Kab. Sukabumi]
- Dalam kondisi normal, embung alami tersebut akan men-delay debit air dari hulu sebelum mengalir ke wilayah lebih rendah.
- Dengan kondisi yang disebutkan di atas, secara umum saluran dengan elevasi di bawah embung tersebut tidak mampu menampung debit air yang mengalir termasuk material penyerta.
- Selain aliran dari jalur Curug Citaman, aliran lain yang searah jalur tersebut juga umumnya tidak mampu menampung debit air yang mengalir karena tingginya debit air dari hulu.
- Dengan situasi kemiringan lereng (dari analisis kontur) serta volume air, secara umum gaya dorong aliran sungai relatif sangat besar sehingga di beberapa titik air meluap.
- Selain beberapa kampung (dusun) di Desa Pesawahan, di Kecamatan Cicurug kejadian banjir bandang juga dilaporkan terjadi di Desa Cisaat, Desa Bangbayang, serta Desa Mekarsari. Selain itu dari aliran ini, dilaporkan juga terjadi banjir bandang di Kecamatan Parungkuda.
3. Rekomendasi
- Modeling hidrologi DAS terkait dengan memperhitungkan curah hujan ekstrim (dengan paramater serta historical data meteorology dan mempertimbangkan hasil investigasi aktual saluran dan utilitas penting sehingga diperoleh asumsi penampang dan debit yang mendekati aktual. Mitigasi bencana bisa dilakukan dengan pendekatan model tersebut.
- Terkait adanya potensi peluang munculnya anomali iklim La Nina (press release BMKG hwww.bmkg.go.id/press-release/?p=awal-musim-hujan-2020-2021-mulai-akhir-oktober&lang=ID) perlu dilakukan berbagai langkah antisipatif termasuk simulasi hidrologi, assessment utilitas penting sepanjang aliran-aliran sungai, serta rencana mitigasi spesifik hydrometeorology.
Engineering & Science Division
CRAST.org