[Geotechnical Analysis 20022401beta]
Landslide Mapping Initiation - Melompo North-West Lombok
Landslide Mapping Initiation - Melompo North-West Lombok
Pada 23 Februari 2020 sekitar pukul 16:00 WITA telah terjadi banjir bandang di Dusun Melempo Desa Obel-Obel kec Sambelia Lombok Timur. Berdasarkan publikasi BPBD Prov. Ntb nusa tenggara barat BPBD Provinsi NTB (https://bpbd.ntbprov.go.id/…) disebutkan "Curah hujan yg cukup intens selama seminggu terakhir dan dalam beberapa hari kedepan dengan skala rendah-sedang-tinggi d wilayah kabupaten lombok timur mengakibatkan jebolnya tanggul pinggir air sungai Melempo sehingga air meluap."
Pada akhir publikasi tersebut disebutkan "Cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terus berlangsung dalam beberapa hari kedepan. Untuk itu dihimbau kepada seluruh masyarakat agar dapat mengantisipasi akan potensi bencana banjir, tanah longsor." Terlepas dari sebab banjir bandang Melempo, cuaca ekstrim, konstruksi tanggul, dsb salah satu potensi bahaya yang harus diwaspadai adalah tanah longsor.
Prinsip dasar analisis kestabilan lereng adalah "resisting forces" dibanding "driving forces" dengan variable yang diperhitungkan antara lain geometri lereng yang dalam cakupan lebih luas adalah topografi suatu wilayah; kondisi geologi dalam irisan perhitungan diperlukan sifat fisik & mekanika bantuan; serta pengaruh gaya-gaya dari luar.
Hasil review tim engineering CRAST (Des 2018) berdasarkan olah data U.S. Geological Survey (USGS), area Gunung Melempo di timur laut Lombok memiliki potensi longsor yang cukup tinggi. Data parameter yang digunakan adalah topografi dari Global Multi-resolution Terrain Elevation Data (Danielson and Gesch, 2011), sifat batuan dari Global Lithological Map Database (Worden and Wald, 2016), data "land cover" dari MEdium Resolution Imaging Spectrometer - GlobCover 2009 (Arino and others, 2012), serta "wetness index" dari HYDRO1k (Moore and others, 1991). Memang perlu dilakukan analisis lebih lanjut dengan mengambil irisan-irisan perhitungan pada wilayah tersebut untuk dilakukan kalkulasi dengan input parameter yang lebih terperinci dan hasil olah lapangan.
Namun jika melihat peta topografi USGS memang terdapat tebing dengan kemiringan hingga mencapai 40 derajat sepanjang ribuan meter. Apabila merujuk kepada Peta Geologi Lembar Lombok (Puslitbang Geologi, 1994) material penyusun permukaan wilayah tersebut umumnya disimbolkan dengan Qhw "undifferentiated volcanic rocks" atau lava dan material lain hasil letusan gunung berapi masa lampau.
Dari uraian di atas Melompo menyimpan potensi longsor terutama pada musim hujan. Hal ini bisa lebih berbahaya apabila melihat bahwa di bawah lereng tersebut adalah aliran Sungai Melompo. Oleh karena kita berharap agar Lombok bagian timur laut maupun wilayah lainnya secara umum terutama yang memiliki aliran sungai dengan hulu di daerah yang secara historis serta ditunjang dengan berbagai penelitian memiliki potensi longsor mendapat perhatian khusus terkait mitigasi bencana banjir bandang & tanah longsor.
*********
Daftar Pustaka
- Das. B. M. 1988. Mekanika Tanah (Prinsip-prinsip Rekayasa Geokteknis). Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari: Principles of Geotechnical Engineering.
- Ground Failure Scientific Background. USGS
- Hoek, E. and Bray. J.W,1981. Rock Slope Engineering 3rd Ed, The Institution of Mining and Metallurgy London.
- Maulana, H. Analisis Kestabilan Lereng dengan Software Rocscience Slide. 2010. CFF.
- PERHAPI (Perhimpunan Ahli tambang Indonesia). 2009. Kumpulan Makalah Geoteknik. PT. Freeport Indonesia